Pendidikan karakter

 Pendidikan karakter adalah hal yang paling krusial dalam dunia pendidikan. Pendidikan ini adalah pilar yang menentukan apakah pendidikan dapat bermanfaat atau justru menjadi malapetaka bagi umat manusia. Hal yang paling ditakuti guru bukanlah siswa yang tidak mampu mengikuti pelajaran matematika atau pelajaran rumit lainnya. Guru lebih khawatir jika siswa tidak dapat belajar mengantre. Mengapa? Karena antrean memuat banyak indikator karakter dari seseorang yang berhasil terdidik.

Ketika siswa mampu mengantre, berarti siswa telah mempelajari konsekuensi dari persiapan yang kurang matang, yakni nomor antrean belakang. Sebaliknya, jika mereka sudah datang lebih dulu,  mereka akan mendapatkan nomor antrean lebih awal. Mengantre juga memberikan pelajaran menghargai sistem, hak orang lain, disiplin diri dan konsekuen terhadap perbuatannya sendiri.

Karakter adalah fondasi dari soft skill yang justru lebih menunjang tingkat kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Kemampuan teknis hebat yang tidak diiringi karakter yang baik adalah percuma. Ia tidak akan mampu bekerja sama dan berempati kepada rekannya. Selain itu, penggunaan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh karakter yang tidak baik akan menghadirkan konsekuensi yang buruk pula.

Pengertian Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah segala upaya untuk mengarahkan, melatih, memupuk nilai-nilai baik agar menumbuhkan kepribadian yang baik, bijak, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungan dan masyarakat luas.

Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Megawangi (dalam Kesuma, 2013, hlm.5) yang berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha sadar untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya. Dari mana pengertian tersebut diambil? Tentunya dari dua kata pembentuknya, yaitu “pendidikan” dan “karakter”. Berikut adalah penjabaran definisi kedua kata yang membentuknya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter

Sebelum menentukan strategi yang digunakan untuk memberikan pendidikan karakter, kita harus mengetahui dahulu faktor apa saja yang mempengaruhi karakter seseorang. Faktor-faktor tersebut, menurut Zubaedi (2012, hlm.177-183) faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pendidikan karakter, yakni:

Faktor Insting (Naluri), Insting adalah sikap dan tabiat yang telah terbentuk sejak dilahirkan.

Adat (Kebiasaan), Suatu perilaku yang sama dan diulang secara terus-menerus hingga menjadi terbiasa.Keturunan (heredity), Sifat-sifat anak sebagian merupakan cerminan dari sikap dan sifat orangtuanya, baik secara rohani, maupun jasmani.

Lingkungan (milieu), Segala hal yang mengelilinginya mulai dari adat istiadat, pergaulan, keadaan sekolah, desa, kota, dsb akan memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung pada karakter seseorang.


Tujuan Pendidikan Karakter

Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya, kita juga harus menentukan terlebih dahulu apa saja tujuan yang ingin diraih dari pendidikan karakter. Tujuan pendidikan karakter menurut Mulyasa (2012, hlm.9) adalah untuk mendorong peserta didik agar mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.Selain itu, Kemdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter antara lain:

Mengembangkan potensi nurani/kalbu/afektif peserta didik sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

Mengembangkan kebiasaan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan denan nilai universal dan tradisi bangsa yang religius.

Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan aman, jujur, kreatif dan bersahabat.

Fungsi Pendidikan Karakter

Fungsi pendidikan karakter menurut Zubaedi (2012, hlm. 18) dibagi menjadi tiga fungsi utama, yakni:

Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi Agar perserta didik mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk berpikir baik, berhati nurani baik, dan berperilaku baik dan berbudi luhur.

Fungsi untuk penguatan dan perbaikan Memperbaiki dan menguatkan peran individu, keluarga, satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawabnya dan berpartisipasi dalam mengembangkan potensi kelompok, instansi, atau masyarakat secara umum.

Fungsi penyaring Pendidikan karakter dapat digunakan agar masyarakat dapat memilih dan memilah budaya bangsa sendiri dan dapat menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa sendiri yang berbudi luhur.


Comments